Agen Asuransi : Profesi Pilihan Terakhir?

Kepada :
Pada Rekan Sejawat
Tenaga Pemasar Asuransi “Kehidupan”

Rekan sejawat yang saya banggakan,

“Mengapa mereka menghormati dokter, tapi tidak agen asuransi…?”
“Mengapa mereka memandang pengacara, tapi tidak agen asuransi…?”
“Mengapa mereka bilang bahwa pengusaha itu hebat, tapi tidak agen asuransi…?”

Apakah karena sekolah untuk menjadi dokter sedemikian sulit dan mahal, dan dokter bisa memberikan saran terhadap sebuah penyakit yang sudah terjadi?

Sedangkan untuk menjadi agen hanya cukup training 3 hari tanpa membayar apapun dan pekerjaan mereka justru memberikan saran atas sesuatu yang belum terjadi. Dan agen justru memberikan biaya untuk membayar para dokter.

Apakah karena para pengacara mampu memberikan solusi-solusi yang menyelesaikan masalah?
Sedangkan agen asuransi memberikan saran-saran agar masalah di masa depan tidak sampai di tangan pengacara.

Apakah karena pengusaha memiliki kantor mewah, duduk di belakang meja besar, dan punya asisten keren.
Sedangkan agen asuransi berjibaku dengan bis kota, menanti di kursi tunggu kantor tanpa kejelasan dan terkadang dipermainkan.

Apakah karena orang mendatangi dokter, mendatangi pengacara? Mereka minta saran pada mereka…
Sedangkan agen malah sebaliknya, agen malah mencari dan mendatangi calon klien dan seakan-akan mengemis pada calon klien untuk diberikan saran…

Andai saja dokter seperti Batman yang berkeliling Gotham City untuk membantu masalah-masalah, dokter bergerilya di bawah kolong jembatan dan kampung mencari orang sakit…

Andai saja pengacara seperti Superman di Metropolis, pengacara yang berkeliling untuk memberikan pelayanan dan menyelesaikan masalah-masalah…

Itulah tugas kita….

Kita seperti dokter yang bergerilya mencari orang yang sedang sakit untuk disembuhkan dengan ijin-Nya.

Kita seperti pengacara yang berkeliling menberikan pelayanan publik untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya perencanaan keuangan dan membuat orang paham tentang pentingnya asuransi.

Pahami mulianya profesi Anda
Dan jadilah seseorang yang menjadi solusi bagi orang lain

Best Regards,
The World of Gusnul Pribadi

5 thoughts on “Agen Asuransi : Profesi Pilihan Terakhir?”

  1. Banyak orang memandang rendah pekerjaan agen asuransi. Sepertinya ini adalah pekerjaan yang pantas untuk orang yang kurang kerjaan atau pengangguran. Padahal kalau mau ‘mengenal’ lebih dalam, pekerjaan ini adalah pekerjaan yang mulia.

    Kami menolong orang untuk menabung dengan jaminan proteksi, untuk masa depan mereka yang lebih baik dan untuk orang-orang yang mereka cintai. Namun konsep seperti ini tampaknya sulit diterima sebagian besar orang, sehingga banyak orang salah kaprah mengira kami ‘mengejar’ mereka demi omset pribadi. Orang-orang yang akhirnya mau ikut menabung pun rata-rata hanya karena ‘kasihan’ pada sang agen, sehingga hanya menabung alakadarnya walau sebenarnya mereka punya kemampuan untuk menabung lebih.

    Padahal jika orang mengerti konsepnya, jaminan proteksi yang mereka terima akan jauh lebih baik jika mereka berani menabung lebih banyak. Dan mereka tidak perlu takut karena uang yang mereka tabungkan sebenarnya akan kembali utuh, bahkan lebih, hanya memang perlu jangka waktu yang panjang. Namun hal ini pun seharusnya dapat dimengerti karena yang kami tawarkan utama adalah PROTEKSI, sedangkan INVESTASI adalah bonus atau nilai plus.

    Pekerjaan kami menjadi perkerjaan yang mulia saat orang lain tertimpa musibah. Di saat nasabah betul-betul mengalami sakit kritis dan masuk RS, atau saat terjadi kecelakaan dan meninggal, kami datang dan memberikan bantuan keuangan yang mereka butuhkan. Di saat itulah kami menjadi ‘malaikat tanpa sayap’ bagi nasabah-nasabah kami. Seandainya mereka menabung sesuai kesanggupan mereka, bukan alakadarnya, tentunya bantuan keuangan yang mereka terima juga akan lebih baik.

  2. hehehe.. kl kebutuhan nya adalah investasi dengan jml terbatas, apakah unitlink solusi yg paling tepat?
    bukan memandang rendah suatu profesi kok, cuma kadang beberapa agen asuransi menawarkan solusi yg “wah” untuk investasi nya sih mas, padahal tujuan asuransi ya harusnya proteksi. seandainya dari dulu edukasi ke nasabah2 itu proteksi saja yg dibesar2kan, tanpa mengiming2 investasinya, mungkin ga akan ada salah persepsi seperti sekarang ini 🙂

    1. Rine,
      Thanks for the response

      Unitlink bagaimanapun adalah sebuah solusi, bisa cocok untuk sebuah kondisi, dan tentunya takkan cocok untuk kondisi yang lain. Selayaknya mobil, ada mobil yang bagus dengan spesifikasi tinggi, tapi tidak cocok dengan kebutuhan seseorang. Hal-hal seperti Rine sampaikan memang patut disayangkan. Tapi misi ini belum selesai sampai saatnya tiba (baca juga : Unitlink dan Resep Yang Tidak Pernah Ditebus)

      Malpraktek, mispersepsi tentunya kerap hadir mewarnai gerak langkah profesi. Itu membuat ponten minus. Tinggal pertanyaanya, jika ponten minus akibat malpraktek itu adalah -5. Maka sekarang tergantung nilai awal persepsi yang diberikan masyarakat terhadap profesinya.

      Kalau profesi tertentu punya nilai awal 10 (baca : sangat dihargai), maka jika dikurangi 5, masih ada sisa 5

      Kalau profesi tertentu punya nilai awal 7 (baca : cukup dihargai), maka jika dikurangi 5, masih ada sisa 2

      Tapi
      Kalau profesi tertentu punya nilai awalnya saja sudah 4 (baca : kurang dihargai), maka jika dikurangi 5, jadi minus 1.

      Jadi, tergantung bagaimana memberikan persepsi awal sebuah profesi yang memberikan nilai akhir atas sebuah kesalahan yang mungkin muncul.

Leave a comment