20 Maret 2012
Jam 5.00 WIB
Hari UTS Caca, putri sulung saya.
Pagi itu Caca bangun dalam kondisi kurang baik, dia sempat muntah-muntah pagi itu.
Saya katakan pada dia untuk melawan dengan pikirannya bahwa dia akan baik-baik saja. “Kalau Caca tidak benar-benar sakit, jangan sekali-kali membesar-besarkan rasa sakit itu. Berpikir kalau kamu sakit hanya akan membuat Caca fokus pada sakit itu”
Prasangka saya cukup ekstrim pada dia pagi itu, saya berpikir bahwa dia stres dan membesar-besarkan rasa sakitnya karena hari kemarinnya dia tidak mengulang bahan ujian hari itu dan baru saya pandu untuk belajar pagi itu. Kecurigaan saya ditambah ketika saya sempat tawarkan untuk tidak masuk, ekspresinya berubah ceria. Dan seketika saya berikan ultimatum untuk kembali sekolah, dan wajahnya kembali menyeringai kesakitan.